Mengenal Insulin Pena dan Teknik Injeksi Insulin Pena
HUMAS - RSUP Fatmawati
Tuesday, 24 June 2025 16:01 WIB
Gambar dari HUMAS RSUP Fatmawati
Diabetes melitus merupakan kelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia akibat kelainan sekresi atau kerja insulin. Salah satu terapi penting untuk mengatasi kondisi ini adalah pemberian insulin melalui insulin pena, alat praktis berbentuk pena yang memudahkan penyuntikan. Insulin pena terdiri dari dua jenis, yaitu pena sekali pakai yang dibuang setelah habis dan pena isi ulang yang dapat diisi kembali dengan cartridge insulin baru. Jenis insulin yang digunakan pun beragam, mulai dari insulin human seperti Actrapid dan Insulatard, insulin analog seperti Novorapid dan Lantus, hingga insulin campuran seperti Novomix 30/70. Penyimpanan insulin harus diperhatikan dengan baik; insulin yang belum digunakan disimpan di lemari pendingin pada suhu 2–8°C, sedangkan yang sedang digunakan disimpan di suhu ruang dan dijauhkan dari sinar matahari langsung. Selama bepergian, insulin harus disimpan dalam cool box untuk menghindari paparan suhu ekstrem. Sebelum menyuntikkan insulin, penting untuk mempersiapkan alat dengan benar, termasuk memastikan jenis dan dosis insulin sesuai resep dokter serta menggunakan jarum baru setiap kali penyuntikan. Untuk insulin keruh seperti NPH, perlu dilakukan homogenisasi dengan menggulung pena di antara telapak tangan. Langkah selanjutnya adalah priming, yaitu mengeluarkan udara dari pena dengan memutar dosis ke angka 1–2 unit, mengarahkan pena ke atas, mengetuknya perlahan, dan menekan piston hingga insulin keluar dari ujung jarum. Lokasi penyuntikan yang umum digunakan adalah abdomen (hindari area 1 cm di sekitar pusar), paha bagian atas anterolateral, lengan bagian posterior, dan bokong atas lateral untuk penyerapan yang lebih lambat. Proses penyuntikan dilakukan dengan menusukkan jarum tegak lurus (90°) ke kulit, menekan piston hingga dosis habis, dan menahan jarum selama 10 detik sebelum menariknya. Untuk anak-anak atau orang kurus, teknik cubit kulit dapat digunakan untuk mencegah suntikan intramuskular. Setelah penyuntikan, area suntikan tidak boleh dipijat, dan jarum harus segera dibuang di wadah khusus tanpa ditutup kembali. Rotasi lokasi suntik sangat penting untuk mencegah lipodistrofi, yaitu benjolan lemak di bawah kulit akibat penyuntikan berulang di area yang sama. Beberapa masalah yang mungkin terjadi setelah penyuntikan antara lain perdarahan atau memar akibat teknik yang kurang tepat, serta hipoglikemia yang perlu diwaspadai dengan memantau gejala seperti lemas dan berkeringat. Kelompok khusus seperti ibu hamil, lansia, dan anak-anak memerlukan perhatian lebih dalam teknik penyuntikan. Misalnya, ibu hamil di trimester ketiga dapat menyuntik di sisi lateral abdomen dengan teknik cubit, sementara lansia disarankan menggunakan insulin pena untuk kemudahan dan perlu didampingi oleh keluarga. Anak-anak sebaiknya menggunakan jarum pendek (4 mm) untuk mengurangi risiko suntikan intramuskular. Dengan menerapkan teknik injeksi insulin pena yang benar, penyerapan insulin dapat berlangsung optimal dan risiko komplikasi dapat diminimalkan. Penderita diabetes dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan rutin dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika mengalami masalah terkait terapi insulin. Edukasi yang baik dan dukungan dari keluarga maupun tenaga medis sangat penting untuk keberhasilan terapi ini.
Halaman Highlights